Translate

Senin, 19 Januari 2015

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN HOMECARE DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MILLITUS



LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN HOMECARE DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MILLITUS

A.    Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Keluarga
1.      Keperawatan kesehatan keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suati kebudayaan (Salvision G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).

Alasan keluarga sebagai unut pelayanan keperawatan (Freeman) adalah keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapatmenimbulkan, mencegah, mengabaikan dan memperbaiki masalh-masalah kesehatan  dalam kelomp[oknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi anggota keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi usaha-isaha kesehatan masyarakat, perwat dapat menjangkau masyarakat  hanya melalui keluarga, dalam memelihara pasien sebagaiindividu keluarga tetap berperan dalam mengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakam lingkungan g serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam kelarga. Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memengkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayan masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2.      Tipe-Tipe Keluarga
a.      Keluarga inti Nuclar family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga besar (Extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.      Keluarga berantai (Serial family) yaitu keluarga yang terdiri  dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merpakan satu kelurga inti.
d.     Keluarga duda atau janda (Singgle family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.      Keluarga berkomposisi (Composide) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.       Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
A.    Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan dirumah mempinyai tanggung jawab yang meliputi :
1.      Memberikan pelayanan secara langsung.
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengkajian fisik atau psikososial, menunjukkan pemberian tindakan secara terampil dan memberikan intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta memberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangat penting untuk menjaga kesinanbungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan dalam qaktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi utama dalam perawatan di rumah.
2.      Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang  dialami.
3.      Koordinasi Antara Pelayan dan Manajemen Kasus
Perawatbertnggung jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain dalam memberikanpelayanan kepada keluarga. Fokusperan perawat yang menjadi manajer kasus adalh kemmpuan untuk mengkaji kebutuhan, mnenukan prioritas kebutuhan,mengidentifikasi cara untuk memenuhi kebutuhan  tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
4.      Menentukan Frekuensi dan Lama Pelayanan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waku tertentu sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.
5.      Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksut di sini adalah peran perawat sebagaipenasehat tertama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
B.    Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawtan keluarga merupakan proses yang kompleks denganmenggunakan pendekatan sistimatik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
1.      Tahab pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah:
a.  Data Umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga serta genogram.

Tipe keluarga, Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bengsa tersebut terkait dengan kesehatan.

Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Status sosial ekonomi keluarga. Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupuan anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan –kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihatkapan saja  keluarga bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan memdengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b.  Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing- masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c.  Pengkajian Lingkungan
Karakteristik Rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah dan denah rumah.
Karakteristik Tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan , lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.

Mobilitas Geografis Keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.

Sistem Pendulung Keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yg meliputi fasilitas fisik, psikologis atau dukungan darui keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.
C.    Struktur Keluarga
Pola Komunikasi Keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasai antar anggota keluarga.

Struktur Kekuatan Keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

Struktur Peran. Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang berhubungasn dengan kesshatan.

D.    Fungsi Keluarga
Fungsi Efektif. Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimilikai keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

Fungsi Sosialisasi. Bagaiman interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma tau budaya dan perilaku.

Fungsi Perawatan Kesehatan. Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
¨      Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi : pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
¨      Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat , sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dihadapi, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negatip terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas yang ada, kurabng percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam memgatasi amsalah.
¨      Perawat anggota yang sakit, sejauh mana anggota keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetauhui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
¨      Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana mengetahiu sumber-sumber keluarga yang dimiliki , keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahipentingnya hygine sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.
¨      Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahuii keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan  yang diperoleh dari fasilitaskesehatan, tingkat kepercayaan keluasrga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.

Fungsi Ekonomi. Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pamgan, dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

E.     Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek yaitu yang dialamo keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangja panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

G.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
H.Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian , perawat menyatakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.      Perumusan  Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a.  Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
b.  Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c.  Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”).
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Dalam suatu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunaka skala prioritas.
3.      Perencanaa Keperawatan Keluarga
Perencanaan perawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencangkup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan kepertawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

4.      Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga
Tindakan keperawatan keluargan mencangkup hal-hal di bawah ini :
a.      Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan memdorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b.      Menstimulus keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c.      Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasikeluarga melakukan perawatan.
d.     Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan  menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e.      Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5.      Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

            Konsep Diabetes Mellitus
Merupakan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan maifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Sylvia A. Price, 1994). DM merupakan kasus darurat yang disebabkan oleh defisiensi relatif atau absolut dari hormon insulin (Doengoes, 2000).


A.    Jenis – Jenis DM

  1. Tipe I (Insulin Dependent DM/ IDDM)
DM Tergantung Insulin, yaitu DM yang diderita oleh seseorang yang berusia kurang dari 30 tahun, disebabkan karena faktor keturunan dan lingkungan, biasanya penderita berbadan kurus. Berupa penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik gejala-gejala yang akhirnya menuju pada gejala pada proses imunologik sel produksi insulin (Sel β Pankreas).
  1. Tipe II (Non Insulin Dependent DM/ NIDDM)
DM Tidak Tergantung Insulin, yaitu DM yang diderita oleh seseorang yang berumur lebih dari 30 tahun, disebabkan karena faktor kegemukan, keturunan, atau lingkungan. Berupa DM dengan kelainan sekresi dan kerja insulin.    
  1. Gestasional DM, yaitu DM karena proses kehamilan

B.     Etiologi
  1. Kelainan dari :
a.       Fungsi atau jumlah Sel β Pankreas yang bersifat genetik
b.      Sistem imunitas tubuh
c.       Aktivitas insulin tubuh
  1. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi dan integritas sel β Pankreas, contohnya trauma abdomen pada daerah pankreas
  2. Kehamilan, adanya peningkatan sekresi hormon kehamilan yang mempengaruhi proses metabolik glukosa saat proses kehamilan.

C.    Tanda dan Gejala

  1. Mudah lelah, hal ini disebabkan karena glukosa tubuh banyak yang tertimbun dalam darah dan urin, sehingga tidak sampai ke sel dan diubah menjadi energi
  2. Banyak makan atau polifagi, hal ini disebabkan karena sel tidak memiliki masukan glukosa yang cukup sehingga menstimulasi otak untuk terus mengambil glukosa dari luar dengan memerintahkan untuk makan.
  3. Banyak berkemih atau poliuri, hal ini disebabkan karena proses deuresis ginjal yang  meningkat akibat dari adanya timbunan glukosa dalam urin atau glukosuria yang melebihi ambang ginjal (N: 160-180 mg/dl).
  4. Banyak minum atau polidipsi, dilakukan oleh tubuh sebagai penyeimbang banyak mengeluarkan urin.
  5. Glukosa dalam darah akan menyebabkan beberapa gejala seperti gatal – gatal, kesemutan, dan menaikkan kadar normal glukosa darah.
  6. Hiperglikemia pada saat dalam keadaan puasa

D.    Perawatan Penderita DM  (Halim, 2001)
1. Diet
a.       Tujuan dari diet adalah untuk mengatur kadar gula, mengendalikan kadar lemak dalam tubuh, dan menjaga agar Berat Badan tetap dalam batas normal
b.      Pedoman diet terdiri dari 3J, yaitu Tepat Jumlah kalori, Tepat Jadwal makan, Tepat Jenis makanan
c.       Makanan yang tidak diperbolehkan untuk dimakan antara lain Gula batu, gula pasir, gula jawa, madu, sirup, susu kental manis, kue manis , dendeng manis, dan buah-buahan yang rasanya sangat manis seperti semangka, nanas, rambutan, mangga, durian.
d.      Makanan yang dianjurkan antara lain terdiri dari kolang–kaling, agar agar, buah-buahan (labu air, papaya muda, pisang, tomat), sayuran (terung, ketimun, selada, sawi, dan kangkung), dan telur kecuali penderita kolesterol.
e.       Makanan yang harus diperhitungkan, yaitu variasi makanan pokok (nasi, kentang , jagung, mi, ubi, atau roti dan segala jenis makanan yang terbuat dari tepung–tepungan)
f.       Jika memasak makanan sebaiknya dengan cara direbus untuk menghindari konsumsi minyak berlebih dan Bumbu masakan yang harus dibatasi adalah Kecap, petis, dan saus tomat.
g.      Contoh diet DM (1300 kalori)
Pagi
 pukul 07.00
         Nasi                 : 1 gelas
         Daging (ikan)   : 1 potong sedang
         Sayur               : 1 gelas belimbing
         Minyak            : 1 sendok makan
Pukul 10.00 (snack)
         Buah (Pepaya, pisang, apel)    : 1 potong sedang
Siang
         Nasi                             : 1 gelas
         Daging                        : 1 potong sedang
         Tempe                         : 1 potong
         Sayur                           : 1 gelas belimbing
         Minyak                        : 1 sendok makan
Pukul 15.30 (snack)
         Buah (Pepaya, pisang, apel)    : 1 buah sedang
Sore 
Pukul 18.30
         Nasi                 : 1 gelas
         Daging (ikan)   : 1 potong sedang
         Tempe             : 1 potong
         Sayur               : 1 gelas belimbing
         Minyak            : ½ sendok makan
         Pepaya             : 1 potong sedang

Pukul 21.30 (snack)
         Buah (Pisang, papaya, apel)    : 1 buah sedang

2. Pengaturan Aktivitas Fisik
a.       Melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan atau lari–lari  kecil selama 30 menit
b.      Melakukan olah raga ringan 1 setengah jam setelah makan selama 3 x 10 menit untuk menurunkan kadar gula
c.       Tidak bekerja secara berlebihan, teratur dan cukup dalam beristirahat.
3. Obat – Obatan
a.       Insulin (Actrapid, Daonil, Metfomin)
b.      ADO (Anti Diabetes Oral / obat anti diabetes yang diminum).


























F.     Pengkajian Data Dasar
1.      Aktivitas Istirahat
Gejala : letih, lemah, penurunan kebutuhan istirahat
Tanda : penurunan tonus otot, takikardia pada keadaan istirahat
2.      Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, kesemutan, luka yang tak kunjung sembuh
Tanda : Hipertensi, disritmia, penurunan denyut nadi
3.      Integritas Ego
Gejala : Stres
Tanda : Ansietas cemas, peka rangsang
4.      Eliminasi
Gejala : poliuria, nokturia, nyeri tekan abdomen, diare
Tanda : Urin encer, pucat, kekuningan, abdomen keras, bising usus menurun
5.      Makanan dan Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, penurunan BB, peningkatan rasa haus
Tanda : Turgor menurun, halitosis (nafas bau manis buah)
6.      Neurosensori
Gejala : penurunan tonus otot, pusing, gangguan penglihatan
Tanda : gangguan memori, kejang pada DM keadaan ketoasidosis
7.      Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen
Tanda : Grimace, palpitasi
8.      Pernafasan
Tanda dan gejala : kekurangan O2, batuk dengan atau tanpa sputum purulen
9.      Integritas Kulit
Gejala : gatal, kulit kering, Ulkus kulit
Tanda : Diaphoresis, lesi, luka yang sulit atau lama sembuhnya

G.    Pemeriksaan Diagnostik
1.      Glukosa darah : meningkat dari nilai normal
Gula Darah Normal                        80-120 mg%
Gula Darah Puasa                           110 mg%
Gula Darah 2 jam setelah makan    <140 mg%
2.      Urine adanya glukosuria yang melebihi ambang ginjal yaitu >160-180 mg/dl
3.      Kimia darah Peningkatan melalui BUN dan kolesterol (LDL)

H.    Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Keluarga
1.      Perubahan pemeliharaaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prognosis, perawatan, dan penatalaksanaan DM
Intervensi : 
a.       Gali pengetahuan keluarga tentang penykit DM
b.      Luruskan informasi yang salah
c.       Berikan penjelasan tentang penyakit DM meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, dan penatalaksanaan
d.      Diskusikan bersama keluarga tentang kendala dan hambatan keluarga dalam proses perawatan penyakit DM
e.       Evaluasi kembali hasil diskusi bersama keluarga
2.      Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga berhubungan dengan kurangnya fsilitas yang dimiliki keluarga
Intervensi :
a.       Kaji faktor penyebab yang dapat menghambat keefektifan program penatalaksanaan
b.      Kaji sumber daya yang dimiliki oleh keluarga
c.       Diskusikan bersama keluarga alternatif pemecahan masalah yang terkait dengan faktor penghambat
d.      Bantu keluarga dalam pengusahaan penyediaan fasilitas sesuai dengan keadaan sumber daya keluarga.

















DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda juall. 1995. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Jakarta : EGC
Doengoes, Marrylinn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dan Pendokumentasian proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Gede,Ni Luh P. 1996. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGC.

Keraf, Soni. 1999. Penuntun Diit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mubin, Halim. 2001. Pedoman Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi. Jakarta : EGC

Price, Silvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta: EGC.










1 komentar:

  1. helo mas ver ,, aku adek kelase samean wkwkw... minta yo mas buat praktek homecare wlkwkw

    BalasHapus