SATUAN ACARA PENYULUHAN
APPENDISITIS
Topik Penyuluhan : Appendisitis
Hari/ Tanggal Penyuluhan : Kamis, 10 April 2014
Tempat Penyuluhan : Ruang 21 RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Waktu Penyuluhan : 30 Menit
Sasaran : Keluarga pasien Ruang 21 RSU Dr. Saiful Anwar Malang
A.
LATAR BELAKANG
Appendisitis
adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (appendiks).
Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya
sekitar kelingking tangan.
Tindakan pengobatan terhadap appendiks dapat dilakukan dengan cara
operasi (pembedahan ). Pada operasi
appendiks dikeluarkan dengan cara appendiktomy yang merupakan suatu tindakan
pembedahan membuang appendiks ( Puruhito
; 1993).
Adapun permasalahan yang mungkin timbul setelah dilakukan tindakan
pembedahan antara lain : nyeri, keterbatasan aktivitas, gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, kecemasan potensial terjadinya infeksi (Ingnatavicus;
1991).
Dengan demikian peranan perawat dalam mengatasi dan menanggulangi
hal tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup
empat aspek diantaranya : promotif yaitu memberikan penyuluhan tentang menjaga
kesehatan dirinya dan menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.
B.
TUJUAN UMUM
Setelah
mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat memahami dan
mengerti tentang appendisitis.
C.
TUJUAN KHUSUS
Setelah
mendapatkan penyuluhan peserta dapat :
1.
Peserta mengerti dan memahami pengertian dari appendisitis dengan benar.
2.
Peserta
mengerti dan memahami penyebab appendisitis.
3.
Peserta
mengerti dan memahami tanda dan gejala appendisitis
4.
Peserta mengerti
dan memahami penatalaksanaan pada appendisitis
5.
Peserta
mengerti dan memahami komplikasi dari appendisitis
6.
Peserta
mengerti dan memahami pencegahan appendisitis
D.
METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
E.
MEDIA
Leaflet dan LCD
KEGIATAN
No.
|
Tahap Kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluh
|
Kegiatan Peserta
|
Media
|
1
|
Pendahuluan
|
5 menit
|
1.
Perkenalan
2.
Mengemukakan latar belakang
pokok materi yang akan disampaikan
3.
Menggali pengetahuan dan
mengajukan pertanyaan
|
1.
Mendengarkan
2.
Menjawab pertanyaan
|
|
2.
|
Penyajian
|
10 menit
|
Menjelaskan :
1.Pengertian appendisitis
2.Penyebab appendisitis
3. Tanda
dan gejala appendisitis
4.Pencegahan appendisitis
5.Penatalaksanaan appendisitis
6.Komplikasi appendisitis
|
Mendengarkan
Penjelasan
|
·
Leaflet
·
Power Point
|
3.
|
Evaluasi
|
10 menit
|
1.
Menegaskan kembali materi yang
telah disampaikan
2.
Menanyakan kembali hal-hal
yang penting
3.
Menjawab pertanyaan
|
1.
Mendengarkan
2.
Menjawab
3.
Bertanya
|
·
Leaflet
·
Power Point
|
4.
|
Penutup
|
5 menit
|
1.
Menarik kesimpulan
2.
Salam penutup
|
1. Memperhatikan
2. Menjawab salam
|
|
KRITERIA
EVALUASI
- Evaluasi Struktur
·
Penyelenggaraan
penyuluhan dilaksanakan di Ruang 21
·
Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
- Evaluasi Proses
· Peserta antusias terhadap meteri penyuluhan
· Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan
· Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
- Evaluasi Hasil
·
Peserta
mengetahui pengertian appendisitis
MATERI PENYULUHAN
“APPENDISITIS”
A.
DEFINISI
Appendisitis
adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (appendiks).
Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya
sekitar kelingking tangan.
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits
verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Brunner & Suddart, 1997).
Appendisitis adalah tersumbatnya lumen
oleh karena benda asing, fekolit, tumor atau parasit. Mukosa mengekskresi
cairan dibawah penyumbatan, tekanan intraluminal meningkat, mukosa mengalami
hipoksia dan menimbulkan dan menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding
sehingga terjadi peradangan.
Appendicitis adalah
suatu peradangan yang mengenai seluruh lapisan dinding organ appendik/umbai
cacing (usus buntu).
B. ETIOLOGI
Terjadinya apendisitis
umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak sekali faktor
pencetus terjadinya penyakit ini.
1. Penyumbatan
/ obstruksi pada lumen apendik.
Ø Penyumbatan
feces yang jeras.
Ø Penyumbatan
biji-bijian.
Ø Tumor
Ø Adanya
jaringan yang rusak.
Ø Edema
(pembengkakan).
2.
Inflamasi / pembengkakan pada
lumen apendik.
3.
Infeksi kuman yersinia.
C.
TANDA
DAN GEJALA
·
Rasa nyeri biasanya terjadi
pada daerah perut bagian kanan bawah.
·
Biasanya demam ringan
·
Mual, muntah
·
Anoreksia, malaisse (penurunan
nafsu makan)
·
Nyeri tekan lokal pada titik
Mc. Burney
·
Spasme otot
·
Konstipasi, diare
·
Pada bayi
akan gelisah, mengantuk dan anoreksia.
D.
PENCEGAHAN
Salah
satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah mengkonsumsi
makanan yang kaya serat, karena akan membantu melunakkan makanan sehingga tidak
menginap terlalu lama di dalam usus besar. Hal itu dapat mencegah sebagian
sampah makanan nyasar ke dalam usus buntu. Sehingga kemungkinan terjadinya
radang usus buntu bisa diperkecil.
Makanan
kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan bakteri ‘baik’ di
dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang menimbulkan
penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat juga membantu
menunjang perkembangan bakteri ‘baik’. Sehingga pencernaan dan tubuh kita akan
lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri baik dari pada bakteri
patogen di dalam usus.
E.
PENATALAKSANAAN
·
Pembedahan diindikasikan bila
diagnosa apendisitis telah ditegakkan
·
Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan
dilakukan
·
Analgetik diberikan setelah
diagnosa ditegakkan.
·
Apendektomi dilakukan sesegera
mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
(Brunner
& Suddart, 1997)
F.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita dengan
appendisitis adalah:
a. Perforasi
Terjadi pada 20% pasien anak-anak dan orang yang
lanjut usia berupa rasa sakit yang bertambah, demam tinggi, rasa nyeri yang
menyebar dan jumlah leukosit yang tinggi merupakan tanda kemungkinan perforasi.
b. Peritonitis
Difus atau umum, peritonitis ini merupakan salah
satu akibat perforasi. Peritonitis disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri,
kembung, demam dan keracunan.
c. Abses
appendiks
Ini merupakan sebab lain perforasi terasa suatu masa
lunak dikuadran kanan bawah atau didaerah pelvis. Masa ini mula-mula berupa
flegmon tetapi dapat berkembang menjadi rongga yang mengandung nanah.
d. Pileflebilitis
(tromboflebitis septic vena portal)
Akan
mengakibatkan demam yang tinggi panas dingin menggigil dan ichterus.
e. Pada
laki-laki dibedakan dengan batu ginjal, hidronefrosis, enteritis regional acut,
torsi dan trangulasi testis kanan, epididimis kanan.
f. Pada
wanita dibedakan salfingitis, ruptur folikel graff kanan, pielitis kanan pada
wanita hamil, degenerasi merah di mioma uteri.
g. Pada
anak-anak dibedakan dengan simplek acut gastroenteritis, adenitis kelenjar
mesenterium dan invaginasi.
DAFTAR RUJUKAN
1.
Price, SA, Wilson, LM. .1994. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit,
Buku Pertama. Edisi 4. Jakarta:. EGC.
2.
Smeltzer, Bare .1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner & suddart. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar